Catatan Tanpa Nama
Mungkin aku adalah perempuan yang hidup dalam dunia modern dengan pemikiran yang kolot bagimu.. aku perempuan yang masih menjunjung aturan budaya layaknya kumbang mencari bunga, dan tidak berlaku sebaliknya. Mungkin kata emansipasi wanita telah banyak mendorong orang lain melakukan pembenaran, tapi tidak dengan aku.
Aku Ingin menuliskan catatan kecil untuk mu,, sekali lagi,.
Aku tidak perlu menuliskan namamu bahkan alamatmu
Cukup kau mengerti bahwa ini untukmu,, aku yakin bahwa
ketika rasa itu sama, ketika helaan nafasku mereda,,, kau akan mengerti detakan
jantungku yang kian kencang, berontak dalam diri yang diam
Entah mengapa selalu saja pikiran ini menari disetiap
neuron-neuron otakku, untuk memberimu
catatan ini, dengan banyak kata yang tertumpah ruah,,, dalam bakul-bakul uraian
kata yang tak bisa kuucapkan,,,
Masih dengan kebingunganku dan kebencian akan bibirku yang
bisu, yang tak bisa mengucapkan kata apapun padamu,,kembali melihatmu dalam
lorong-lorong senja, saat aku masih memandangmu lekat-lekat dari balik pintu
senja itu..
Harus kuakui,,, aku bukan perempuan seperti mereka yang bisa
menyapamu setiap saat, yang bisa menyapamu dengan senyum ceria tanpa beban tentang penilaian orang lain. Aku tidak
seperti itu,,, aku perempuan Makassar yang penuh rasa malu, malu dengan ahlakku
yang jika terlalu jauh melangkah dari batas-batas aturan budayaku tentang etika
perempuan dan harga diri seorang perempuan
Mungkin aku adalah
perempuan yang hidup dalam dunia modern dengan pemikiran yang kolot bagimu..
aku perempuan yang masih menjunjung aturan budaya layaknya kumbang mencari
bunga, dan tidak berlaku sebaliknya. Mungkin kata emansipasi wanita telah
banyak mendorong orang lain melakukan pembenaran , tapi tidak dengan aku.
Yah aku akui,,, tidak hanya aku berperang dengan batinku,
aku berperang pula dengan zaman dan pemikiran orang-orang modern. Ini bukan
keras kepala,, ini prinsip. Jika mereka berkata bahkan aku seorang perempuan Makassar
yang kasar dan sangat keras seperti batu, maka sesungguhnya aku tidak sekasar
seperti apa yang mereka fikirkan,, jika
aku keras, maka aku dengan lantang akan
mengatakan bahwa aku tidak keras,, aku menjunjung etika, etika yang dibentuk
dari budaya dimana aku lahir.
Aku perempuan Makassar, dan aku tidak akan pernah malu telah
lahir disana bahkan ketika mereka mengatakan Makassar itu kasar dan keras, aku
bangga telah lahir disana…
Mungkin mereka berkata aku perempuan Makassar yang keras, sesungguhnya
aku tidak keras, aku menjunjung tinggi etika yang mengharuskan ku bersikap tegas
pada apa yang kuanggap telah melanggar etika sebagai mana seharusnya seorang
perempuan berperilaku. Aku bukan seseorang yang bisa membohongi batinku untuk mengatakan benar pada sesuatu yang sesungguhnya salah.
Mungkin mereka berkata aku perempuan sulit. Yaa,, aku memang
sulit, aku sulit untuk menanggalkan budaya malu yang masih melekat pada
diriku,, ini bukan egois, ini adalah prinsip hidup bagaimana perempuan berperilaku
menurut budayaku. Aku perempuan Makassar yang seyogyanya menjaga “siri”
atau malu, ayahku pernah berkata, bahwa harga diri perempuan tidak hanya ada sebatas keperawanannya, tapi harga diri jauh
itu lebih dari itu,, dan aku sangat percaya itu,,,
Ayahku berkata perempuan yang memiliki harga diri adalah dia yang bisa menjaga
akhlaknya,, Bukankan aku tercipta dari tulang rusuk,,?? Maka sesungguhnya
pemilik tulang rusuklah yang mencari tulang rusuknya yang hilang, tidak
sebaliknya. Tahukah kamu mengapa aku
harus menjaga Akhlakku, karena sesungguhnya Akhlaklah yang menentukan apakah
aku berperilaku menawan yang menjunjung tinggi nilai-nilai yang mungkin saja
mulai tergerus
Dan seperti itulah aku sekarang,, aku tidak akan memaksakan
kisah ini, kisah yang indah sesuai dengan keinginanku, jika memang setiap cinta
menemukan jalannya masing masing, aku yakin kau akan menemukan jalan menuju
diriku, tanpa aku harus berlari dan menampakkan diriku didepanmu saat aku masih
lekat memandangimu di balik pintu lorong-lorong senja.
Aku yakin, jika kau adalah pemiliki tulang rusuk yang hilang
ini, kau akan menemukan jalan untukku, tanpa membuatku berperang dengan nilai yang selama ini ku junjung tinggi. Aku
yakin jika memang itu engkau, maka kau akan menemukan ketegasan menolak
bunga-bunga yang mungkin lebih menarik dariku. Aku yakin jika memang itu
engkau, maka kau akan selalu menjaga ku tanpa aku harus
meminta perlindungan darimu,,
Iya,, aku seorang tulang rusuk yang rapuh, tapi sesungguhnya
jika memang itu engkau,, maka aku akan membirkan diriku patah sebelum kau
terluka. Aku tulang rusuk yang melindungi jantung dan paru-parumu untuk terus
melanjutkan kehidupanmu,,,
Ini catatan untukmu,,, catatan kecil padamu tanpa nama, dan
tanpa alamat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar