Sabtu, 08 Februari 2014

Untukmu pada seseorang tanpa nama

Aku Menginginkan jarak

 

Mungkin kita telah cukup penat dengan banyak cerita, banyak tawa dan banyak momen, yang membuat semuanya menjadi hambar tanpa makna dan tanpa rasa syukur. Padamu yang tanpa nama, dan dalam momen mencari kedamaian untuk mengerti arti sebuah pertemuan



Aku bukan menjauh

Tapi aku mengambil beberapa jarak darimu,, jarak yang akan membawaku pada hal dimana tidak ada kamu, dan tidak ada orang lain,, cukup diriku. Mungkin banyak yang akan mengatakan bahwa aku dalam kesunyian, tanpa dirimu atau tanpa orang lain,, Tapi aku berharap kamu menangkap sesuatu makna lain, bahwa ini bukan kesunyian kawan, ataupun sebuah kesepian..

Ini kedamaian         

Mungkin kita membutuhkan jarak, jarak yang membuat kita merasa sendiri, tanpa satu sama lain, tanpa tawa satu sama lain dan tanpa berbagi cerita satu sama lain. Mungkin kita telah cukup penat dengan banyak cerita, banyak tawa dan banyak momen, yang akhirnya membuat semuanya menjadi hambar tanpa makna dan tanpa rasa syukur.

Aku ingin merasakan jarak, yang mungkin cukup jauh darimu,, agar aku mengerti momen itu berharga untuk selalu kusyukuri, untuk selalu kujaga bahkan ketika aku harus menjadi persinggahan akhirnya.  Aku ingin merasakan jarak itu, ketika dahulu kamu masih ragu untuk menjadikanku sasaran telunjuk  dan memastikan lewat rasa.

Ketika aku berani untuk menunjuk kamu dalam rasa yang mulanya hambar dan tak bermakna, aku ingin tahu, apakah aku telah jatuh cinta padamu sekali atau berkali-kali padamu pada orang yang sama. AKu ingin tahu, apakah kau akan merasakan kedamaian sepertiku, membuatku jahuh cinta padamu berkali-kali dalam setiap momen pertemuan yang akan kita ceritakan pada anak, cucu ketika kita tidak mampu lagi berdiri dan berlari seperti momen-momen itu.

Ketika aku tak mampu lagi mengalahkanmu dalam berlari, ketika kamu harus mengejarku karena nafasmu yang tersedak,,, kamu tahu, sebenarnya aku tidak kuat, aku hanya terlatih berlari, sehingga kamu harus ngos-ngosan mengerjarku… 

Ketika aku sibuk melakukan gerakan senam, dan kamu yang mecoba menirukannya, dan ketika aku berbalik dan sebotol air mineral yang telah kamu sediakan , yang langsung kuteguk tanpa mengucapkan terima kasih kepadamu. 

Aku ingin merasakan jarak, kawan…..

Tadi aku berjalan, berlari ketika tidak ada kamu yang mengejarku,,, Aku menemukan setitik kedamaian, dan begitu banyak kesyukuran, ketika angin pagi yang dingin menyapaku, dan membelai setiap helai rambutku..Aku sangat menikmati moment itu, aku merasakan banyak hal yang telah kulalui bersamamu, namun hanya sekedar melaluinya tanpa mengerti mengapa kita harus berlari bersama, mengapa kita harus tertawa, dan mengapa kita harus berbagi cerita satu sama lain.

Mungkin akhinrnya aku adalah persinggahan, bukan rumah saat kamu akan berbagi cerita dengan anak cucumu, berdongeng di dekat kursi malasmu, dan tertawa dengan bocah-bocah kecil sambil meneguk secangkir kopi bersamaku,  dibelakang rumah tempat mawar-mawarku akan ku tanam, di halaman belakang tempat rumput hijau itu seperti karpet dan gemericik air kolam yang  ikanku yang akan menghiasi setiap canda tawa dirumah manusia tua menghabiskan hidupnya.

Aku ingin berjalan sampai di titik 0, yang selama ini  kusadari telah berada dititik keseimbangan itu, dan sesungguhnya aku masih  berada di posisi minus.

Aku ingin merasakan jarak, agar kita memaknai arti sebuah pertemuan……
Padamu yang tanpa nama, tanpa alamat dan tanpa tanda tanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar