Aku Menginginkan jarak
Mungkin kita telah cukup penat dengan banyak
cerita, banyak tawa dan banyak momen, yang membuat semuanya menjadi
hambar tanpa makna dan tanpa rasa syukur. Padamu yang tanpa nama, dan
dalam momen mencari kedamaian untuk mengerti arti sebuah pertemuan
Aku bukan menjauh
Tapi aku mengambil beberapa jarak darimu,, jarak yang akan
membawaku pada hal dimana tidak ada kamu, dan tidak ada orang lain,, cukup diriku.
Mungkin banyak yang akan mengatakan bahwa aku dalam kesunyian, tanpa dirimu
atau tanpa orang lain,, Tapi aku berharap kamu menangkap sesuatu makna lain, bahwa
ini bukan kesunyian kawan, ataupun sebuah kesepian..
Ini kedamaian
Mungkin kita membutuhkan jarak, jarak yang membuat kita
merasa sendiri, tanpa satu sama lain, tanpa tawa satu sama lain dan tanpa berbagi
cerita satu sama lain. Mungkin kita telah cukup penat dengan banyak cerita,
banyak tawa dan banyak momen, yang akhirnya membuat semuanya menjadi hambar
tanpa makna dan tanpa rasa syukur.
Aku ingin merasakan jarak, yang mungkin cukup jauh darimu,, agar
aku mengerti momen itu berharga untuk selalu kusyukuri, untuk selalu kujaga
bahkan ketika aku harus menjadi persinggahan akhirnya. Aku ingin merasakan jarak itu, ketika dahulu
kamu masih ragu untuk menjadikanku sasaran telunjuk dan memastikan lewat rasa.
Ketika aku berani untuk menunjuk kamu dalam rasa yang
mulanya hambar dan tak bermakna, aku ingin tahu, apakah aku telah jatuh cinta
padamu sekali atau berkali-kali padamu pada orang yang sama. AKu ingin tahu,
apakah kau akan merasakan kedamaian sepertiku, membuatku jahuh cinta padamu
berkali-kali dalam setiap momen pertemuan yang akan kita ceritakan pada anak,
cucu ketika kita tidak mampu lagi berdiri dan berlari seperti momen-momen itu.
Ketika aku tak mampu lagi mengalahkanmu dalam berlari,
ketika kamu harus mengejarku karena nafasmu yang tersedak,,, kamu tahu, sebenarnya
aku tidak kuat, aku hanya terlatih berlari, sehingga kamu harus ngos-ngosan
mengerjarku…
Ketika aku sibuk melakukan gerakan senam, dan kamu yang
mecoba menirukannya, dan ketika aku berbalik dan sebotol air mineral yang telah
kamu sediakan , yang langsung kuteguk tanpa mengucapkan terima kasih kepadamu.
Aku ingin merasakan jarak, kawan…..
Tadi aku berjalan, berlari ketika tidak ada kamu yang
mengejarku,,, Aku menemukan setitik kedamaian, dan begitu banyak kesyukuran,
ketika angin pagi yang dingin menyapaku, dan membelai setiap helai
rambutku..Aku sangat menikmati moment itu, aku merasakan banyak hal yang telah
kulalui bersamamu, namun hanya sekedar melaluinya tanpa mengerti mengapa kita
harus berlari bersama, mengapa kita harus tertawa, dan mengapa kita harus
berbagi cerita satu sama lain.
Mungkin akhinrnya aku adalah persinggahan, bukan rumah saat
kamu akan berbagi cerita dengan anak cucumu, berdongeng di dekat kursi malasmu,
dan tertawa dengan bocah-bocah kecil sambil meneguk secangkir kopi bersamaku, dibelakang rumah tempat mawar-mawarku akan ku
tanam, di halaman belakang tempat rumput hijau itu seperti karpet dan gemericik
air kolam yang ikanku yang akan
menghiasi setiap canda tawa dirumah manusia tua menghabiskan hidupnya.
Aku ingin berjalan sampai di titik 0, yang selama ini kusadari telah berada dititik keseimbangan
itu, dan sesungguhnya aku masih berada
di posisi minus.
Aku ingin merasakan jarak, agar kita memaknai arti sebuah
pertemuan……
Tidak ada komentar:
Posting Komentar